Jumat, 08 Oktober 2010

BAHAYA tersembunyi di balik VAKSIN

Apakah Vaksin Itu?

Vaksinasitelah menjadi tulang punggung kesehatan masyarakat sejak dulu. Apabilapenyakit berjangkit, vaksinasi muncul dalam benak kita. Ia adalahsuntikan kesehatan yang dianggap dokter (bahkan lembaga kesehatannegara) sangat penting sebagai pelindung dari serangan penyakit.

TujuanVaksinasi adalah meniru proses penularan penyakit alami dengan kaidahtiruan. Vaksin itu sendiri adalah suntikan yang mengandung berbagaijenis racun yang dimasukan kedalam tubuh. Jika anda menyangka vaksindapat membasmi kuman atau bebas dari kuman, dugaan anda meleset.

Cara Membuat Vaksin

Vaksindihasilkan dari kuman (atau bagian dari tubuh kuman) yang menyebabkanpenyakit. Sebagai contoh vaksin campak dihasilkan dari virus campak,vaksin polio dihasilkan dari virus polio, vaksin cacar dihasilkan darivirus cacar, dll. Perbedaanya terletak pada cara pembuatan vaksintersebut.

Terdapat2 jenis vaksin, hidup dan mati. Untuk membuat vaksin hidup, virus hidupdilemahkan dengan melepaskan virus kedalam tisu organ dan darahbinatang (seperti ginjal monyet dan anjing, embrio anak ayam, proteintelur ayam dan bebek, serum janin sapi, otak kelinci, darah babi ataukuda dan nanah cacar sapi) beberapa kali (dengan proses bertahap)hingga kurang lebih 50 kali untuk mengurangi potensinya. Sebagai contohvirus campak dilepaskan kedalam embrio anak ayam, virus poliomenggunakan ginjal monyet, dan virus Rubela menggunakan sel-sel diploidmanusia (bagian tubuh janin yang digugurkan). Sedangkan vaksin yangmati dilemahkan dengan pemanasan, radiasi atau reaksi kimia.

Kumanyang lemah ini kemudian dikuatkan dengan Adjuvan (perangsang anti bodi)dan stabilisator (sebagai pengawet untuk mempertahankan khasiat vaksinselama disimpan). Hal ini dilakukan dengan menambah obat, antibiotikdan bahan kimia beracun kedalam campuran tersebut seperti: neomycin,streptomycin, natrium klorida, natrium hidroksida, alumuniumhidroksida, alumunium fospat, sorbitol, gelatin hasil hidrolisis,formaldehid, formalin, monosodium glutamat, pewarna merah fenol,fenoksietanol (anti beku), kalium difospat, hidrolysate kasein pankreasbabi, sorbitol dan thimerosal (raksa). (Menurut Pusat Pengawasan dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS juga menurut Psician's Desk Reference).

Campuranvirus atau bakteri, bahan kimia beracun dan bagian tubuh binatang yangberpenyakit inilah yang disuntikan kedalam tubuh anak atau orang dewasaketika mendapatkan vaksinasi. Menurut CDC AS, bahan tambahandicampurkan ke dalam vaksin untuk meningkatkan reaksi imun, mencegahpencemaran mikroba dan memperkuat formula vaksin, serta untukmemastikan vaksin tersebut stabil, bebas kuman dan aman. Namun benarkahanggapan ini?

Bagaimana Vaksin Dihasilkan?

Macam-macam vaksin:

- Vaksin DPT (Difteria, Pertusis dan Tetanus)
- Vaksin DtaP (Difteria, Tetanus, dan Acellular Pertusis)
- Vaksin MMR (Campak, Gondok dan Rubela)
- Vaksin Polio hidup oral (OPV)
- Vaksin Polio tidak aktif (IPV)
- Vaksin Hepatitis B
- Vaksin Hib
- Vaksin Varicellazostrer (Cacar Air)
- Vaksin Cacar

Dalam buku The Consumer's Guide to Childhood Vaccines, Barbara Loe Fisher,pendiri dan presiden pusat informasi vaksin nasional (yang didirikanuntuk mencegah kerusakan tubuh dan kematian akibat vaksin melaluipendidikan umum) menjelaskan proses pembuatan vaksin sebagai berikut :

Vaksin Cacar : Perut anak sapi dicukur kemudian diberikan banyak torehan pada kulitnya. Kemudianvirus cacar diteteskan pada torehan itu dan dibiarkan bernanah selamabeberapa hari. Anak sapi tersebut dibiarkan berdiri dengan kepalaterikat supaya tidak dapat menjilati perutnya. Kemudian anak sapi itudikeluarkan dari kandang dan dibaringkan diatas meja. Perutnya memborokdan bernanah, nanahnya diambil lalu dijadikan serbuk. Serbuk itu adalahbahan vaksin cacar, virus yang kebetulan terdapat pada anak sapiterbawa kedalamnya. (Walene James, Pengarang Immunization: The Reality Beyond the Myth)

Reaksi Tubuh Terhadap Vaksin

Apabilaramuan vaksin tersebut memasuki aliran darah anak. Tubuhnya akan segerabertindak untuk menyingkirkan racun tersebut melalui organ ekresi ataumelalui reaksi imun seperti demam, bengkak atau ruam pada kulit.Apabila tubuh anak kuat untuk meningkatkan reaksi imun, tubuh anakmungkin akan berhasil menyingkirkan vaksin tersebut dan mencegahnyaterjangkit kembali dimasa yang akan datang. Akan tetapi jika tubuh anaktidak kuat untuk meningkatkan reaksi imun, vaksin beracun akan bertahandalam tisu tubuh.

Timbunanracun ini dapat menyebabkan penyakit seperti diabetes pada anak-anak,asma, penyakit neurologi, leukimia, bahkan kematian mendadak. Ratusanlaporan mencatat efek samping jangka panjang yang buruk terkait vaksinseperti penyakit radang usus, autisme, esenfalitis kronis, skelerosismultipel, artritis reumatoid dan kangker. Sebagian vaksinjuga diketahui menyebabkan efek samping jangka pendek yang serius. Padatanggal 12 Juli 2002, Reuters News Service melaporkan hampir1000 pelajar sekolah dilarikan ke rumah sakit setelah disuntik vaksinEnsefalitis di timur laut negeri Cina. Para pelajar itu mengalamidemam, lemas, muntah dan dalam beberapa kasus terkena serangan jantungsetelah divaksinasi.

Kerusakan Tubuh Akibat Vaksin

Menurutanalisa bebas dari data yang dikeluarkan Vaccine Adverse EventReporting System (VAERS) di AS, pada tahun 1996 terdapat 872 peristiwaburuk yang dilaporkan kepada VAERS, melibatkan anak-anak dibawah 14tahun yang disuntik vaksin Hepatitis B. Anak-anak tersebut dibawa keruang gawat darurat rumah sakit karena mengalami masalah kesehatan yangmengancam nyawa. Sebanyak 48 anak dilaporkan meninggal setelahmendapatkan suntikan vaksin tersebut.

Informasikesehatan juga dipenuhi contoh yang mengaitkan vaksin dengan timbulnyapenyakit. Vaksin telah dikaitkan dengan kerusakan otak, IQ rendah,gangguan konsentrasi, kemampuan belajar kurang, autisme, neurologi.

Vaksingondok dan campak yang diberikan pada anak-anak misalnya telahmenyebabkan kerusakan otak, kanker, diabetes, leukimia, hingga kematian(sindrom kematian bayi mendadak).

Kajian tahun 1992 yang diterbitkan dalam The American Journal of Epidemiology menunjukan tingkat kematian anak-anak meningkat hingga 8 kali pada jangka waktu 3 hari setelah mendapat suntikan vaksin DPT.

Kajianawal oleh CDC AS mendapati anak yang menerima vaksin Hib berisiko 5kali lebih mudah mengidap penyakit tersebut dibandingkan anak-anak yangtidak mendapatkan vaksin tersebut.

Padatahun 1977, Dr Jonas Salk (Penemu vaksin Polio salk) mengeluarkanpernyataan bersama ilmuan lain bahwa 87% dari kasus Polio yang terjadisejak tahun 1970 adalah akibat dari vaksin Polio.

DiAS sebelum tahun 1980 terdapat 1 dari 10.000 anak menderita autisme.Pada tahun 2002 Institut Kesehatan Negeri AS mencatat peningkatan angkatersebut menjadi 250 dari 10.000. Kini persatuan orang tua penderitaautisme Amerika memperkirakan peningkatan kasus autisme ± 10% pertahun. Vaksin yang mengandung raksa diyakini sebagai penyebabnya.

Menurut Boyd Haley, pengurusprogram kimia Universitas Kentucky dan pakar logam beracun "Thimerosalmampu meresap diprotein otak, ia sangat beracun bagi syaraf dan enzim"Haley pun terlibat dalam penelitian pada bulan Agustus tahun 2003,mendapati banyaknya kandungan raksa pada penderita autisme, yang dapatdianalisa melalui kadar raksa pada rambut mereka yang berarti etilraksa dari thimerosal telah meresap kedalam otak dan organ tubuhlainnya sangat bepotensi menyebabkan kerusakan sistem syaraf danmengganggu fungsi ginjal.

Menurut San Jose Mercury News(6 Juli 2002), seorang dari sepuluh anak-anak dan remaja AS mengalamikelemahan fisik dan mental, menurut pengamatan tahun 2000 terdapatpertambahan mendadak angka kecacatan pada penduduk usia muda. Sedangkanpada tahun sebelumnya data menunjukan peningkatan kecacatan padaanak-anak.

Sampai usia 2 tahun, anak-anak Amerika dilaporkan telah menerima 237 mikrogram raksa melalui vaksin. Kadar ini melebihi ambang batas yang ditetapkan Organisasi Perlindungan Alam AS yaitu 1/10 mikrogram per hari.

Sebuahpenemuan di Amerika menunjukan bahwa vaksin Hepatitis B mengandung 12mcg raksa (30 kali lipat dari ambang batas), DtaP dan Hib mengandung 50mcg raksa (60 kali lipat dari ambang batas) dan Polio mengandung 62,5mcg raksa (78 kali lipat dari ambang batas).

DiAS hari ini kasus asma, diabetes dan penyakit auto imun pada usia anaktelah meningkat 20 kali lipat dari tahun sebelumnya. Gangguankonsentrasi telah meningkat 3 kali lipat.

Setiaptahun 25.000 bayi Amerika mengalami kematian mendadak. Vaksinasi adalahpenyebab terbesar kematian mendadak. Jepang telah meningkatkan usiapenerima vaksin sehingga 2 tahun kemudian angka kematian mendadak turundrastis di negara itu (Cherry, et al, 198

Swediamenghentikan vaksinasi batuk rejan pada tahun 1979 karena ternyatawabah penyakit ini terjadi pada anak-anak yang telah mendapatkanvaksinasi. Setelah itu penyakit ini menjadi penyakit ringan tanpa kasuskematian. Hal ini secara nyata menunjukan bahwa vaksin sebenarnyamenyebarkan penyakit.

Padatahun 1975, Jerman menghentikan kewajiban vaksin Pertussis, dan jumlahanak yang mengalami penyakit itu turun drastis. Pada tahun 2000jumlahnya turun sampai 10%.

Buktidiatas menjadikan vaksinasi layak dipertanyakan. Fakta-faktamenjelaskan bahwa vaksin tidak meningkatkan kesehatan anak-anak. Tetapianehnya vaksin terus-menerus dibuat dan diwajibkan kepada masyarakat.

Sarat Dengan Kimia Beracun

Dapatdikatakan semua jenis vaksin mengandung racun. Dalam banyak keadaanbahan tambahan vaksin (penguat, penetral, pengawet dan agen pembawa)jauh lebih beracun daripada komponen virus atau bakteri dalam vaksintersebut. Misalnyaagen penyebab kanker yaitu formaldehid dan thimerosal dapat merusakotak. Tidak ada orang tua yang berpikir untuk memberi makan anaknyadengan formaldehid (pengawet mayat), raksa atau alumunium fospat. Akan tetapi dengan suntikan vaksin bahan-bahan ini masuk langsung ke dalam aliran darah.

Berikutadalah informasi mengenai resiko kesehatan yang ditimbulkan olehsebagian bahan beracun utama dalam vaksin, yang disusun dari berbagaisumber termasuk dari Persatuan Pemerhati Vaksin Australia:

Alumunium:dapat meracuni darah, syaraf,pernapasan, mengganggu sistem imun dansyaraf seumur hidup. Dinyatakan sebagai penyebab kerusakan otak, hilangingatan sementara, kejang dan koma. (Catatan: dalam jumlah sedikittidak beracun dan mungkin bermanfaat bagi tubuh. Namun kadarnya dalamvaksin amat tinggi, sekitar 0,5%)

Ammonium Sulfat: diduga dapat meracuni sistem pencernaan, hati, syaraf dan sistem pernapasan.

AmpotericinB: Sejenis obat yang digunakan untuk mencegah penyakit jamur. Efeksamping nya adalah menyebabkan pembekuan darah, bentuk sel darah merahmenjadi tidak sempurna, masalah ginjal, kelesuan dan demam dan alergipada kulit.

Beta-Propiolactone: diketahui menyebabkan kanker, meracuni sistem pencernaan, hati, sistem pernafasan, kulit dan organ genital.

Kasein:perekat yang kuat, sering digunakan untuk melekatkan label pada botol.Walaupun dihasilkan dari susu, didalam tubuh kasein dinggap proteinasing yang beracun.

Formaldehid: penyebab kanker. Zat ini lebih berbahaya dibanding sebagian bahan kimia lain.

Formalin:Salah satu turunan dari formaldehid. Formalin adalah campuran 37%-40%formaldehid, air dan biasanya 10% metanol. Formalin menempati peringkatke 5 dari 12 bahan kimia yang paling berbahaya.(Enviromental Defense Fund, AS)

MonosodiumGlutamat (MSG): bagi orang yang alergi pada MSG mungkin akan mengalamiperasaan seperti terbakar dibelakang leher, lengan dan punggung ataumengalami sakit dada, sakit kepala, lesu, denyut jantung cepat dankesulitan bernafas. Menurut Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS,suntikan glutamate dalam hewan percobaan menyebabkan kerusakan selsyaraf otak.

Neomycin: antibiotik ini mengganggu penyerapan vitamin B6. Kekurangan vitamin B6 dapat menyebabkan epilepsi dan cacat mental.

Fenol:digunakan dalam pembuatan disinfektan, pewarna, industri farmasi,pelastik dan bahan pengawet. Fenol dapat menyebabkan keracunansistemik, kelemahan, berkeringat, sakit kepala, muntah-muntah, gangguanmental, syok, hipersensitif, kerusakan ginjal, kejang, gagal jantungatau ginjal dan kematian.

Fenoksi Etanol (anti beku): menimbulkan bau badan tidak sedap, kerusakan pencernaan, kebutaan, koma dan kematian.

Polysorbate 20 dan Polysorbate 80: bahan yang meracuni kulit atau organ genital.

Sorbitol: menyebabkan kerusakan system usus.

Thimerosal: merupakan unsure ke 2 yang paling beracun kepada manusia setelah uranium. Dapat merusak otak dan sistem syaraf juga dapat mengantarkan pada penyakit autoimun.

12 Hal Yang Harus Diperhatikan

Dokter tidak mampu menjamin keamanan dan efektifitas vaksin.

Keamanan vaksin belum diuji dengan benar.

Vaksinasi didasarkan pada prinsip yang tidak kokoh, sehingga dapat dipertanyakan.

Vaksin mungkin tercemar.

Efek samping jangka panjang yang serius.

Menimbulkan penyakit yang seharusnya dapat disembuhkan.

Tidak dapat melindungi dari penyakit menular.

Vaksin berhubungan dengan wabah penyakit.

Vaksin tidak dapat dipercayai – vaksin tidak resisten terhadap penyakit tetapi resisten terhadap kesehatan.

Dokter dan profesional kesehatan jarang melaporkan efek buruk vaksin.

Dokter menolak vaksinasi.

Vaksinasi lebih mengutamakan keuntungan daripada mengobati.

Para Dokter dan Ilmuan Membantah Vaksinasi

"Terdapat banyak bukti yang menunjukan imunisasi terhadap anak lebih banyak merugikan dari pada manfaatnya." (dr. J Anthony Morris, mantan Ketua Pengawas Vaksin

"Ancamanterbesar serangan penyakit anak-anak datang dari usia pencegahan yangtidak efektif dan berbahaya melalui imunisasi besar-besaran." (dr. R. Mendelsohn, Penulis (How to Raise A Healthy Child In Spite Of Your Doctor dan Profesor Pediatrik).

"Semuavaksinasi berfungsi mengubah tiga situasi darah kepada ciri-ciri kankerdan leukemia...Vaksin DO dapat menyebabkan kanker dan leukemia." (Profesor L.C. Vincent, penggagas Bioelektronika).

"Dataresmi menunjukan vaksinasi berskala besar di AS gagal memberikankemajuan yang signifikan dalam pencegahan penyakit yang seharusnyadapat ia lindungi." (dr. A. Sabin, pengembang vaksin Polio Oral, dalam kuliahnya di hadapan dokter-dokter Italia di Piacenza, Italia, 7 Desember 1985).

"Selaintelah nyata banyak kasus kematian akibat program ini, terdapat jugabahaya jangka panjang yang hampir mustahil di ukur denganpasti...Terdapat sejumlah bahaya dalam seluruh prosedur vaksin yangseharusnya mencegah penggunaan yang terlalu banyak atau tidak wajar." (Sir Graham Wilson dalam The Hazards of Immunization).

"Denganmengesampingkan fakta bahwa vaksin berpeluang besar tercemari virusbinatang yang dapat menyebabkan penyakit serius pada masa depan. Kita harus mempertimbangkan apakah ada vaksin yang benar-benar berfungsi sebagaimana tujuan asalnya." (dr. W.C. Douglas dalam Cutting Edge, Mei 1990).

"Satu-satunya vaksin yang aman adalah tidak menggunakannya sama sekali." (dr. James A. Shannon, Institut Kesehatan Nasional, AS)

"Vaksinasiadalah produk kesalahan dan kebodohan yang tidak dirancang dengan baik.Ia seharusnya tidak mendapatkan tempat dari sisi kebersihan maupunkedokteran. Vaksinasi tidak ilmiah, keyakinan konyol yang membawa mautdan mengakibatkan kesengsaraan yang berkepanjangan." (Profesor Chas Rauta, Universitas Perugia, Italia didalam New York Medical Journal, Juli 1899).

"Imunisasi terhadap cacar lebih berbahaya dari pada penyakit itu sendiri." (Profesor Ari Zuckerman, WHO).

"Tidak ada satupun vaksin yang telah dibuktikan keamanannya sebelum diberikan kepada anak-anak." (Pakar bedah umum, Leonard Scheele di Konfrensi AMA, AS 1955).

Vaksin Bukan Penyelamat

"Ilmu medis menerima pujian yang berlebihan bagi sebagian kemajuan dalam bidang kesehatan. Banyak orang percayakeberhasilan dalam menangani penyakit menular pada abad terakhirterjadi bersamaan dengan diciptakannya imunisasi. Sebenarnya, Kusta,Tifoid, Tetanus, Difteria, Batuk Rejan, dll telah menurun sebelumditemukan vaksin untuknya – yaitu merupakan hasil dari perbaikansanitasi dan peningkatan kualitas makanan serta air minum."

(Dr. Andrew Weil dalam Health and Healthy)
*
Postingan Terkait Lainnya :


0 komentar:

Posting Komentar

 

Hizbut Tahrir Indonesia

SALAFY INDONESIA

Followers