
“At-Taqwa adalah perasaan takut kepada Allah, beramal dengan apa yang datang dari Allah dan Nabi-Nya, merasa cukup dengan apa yang ada dan mempersiapkan diri dalam menghadapi hari akhir.” Ma’asyiral Muslimin Rahimani wa Rahimakumullah!! Sesungguhnya bagian manusia dari dunia ini adalah umurnya. Apabila dia membaguskan penanaman modalnya pada apa yang dapat memberikan manfaat kepadanya di akhirat kelak, maka perdagangannya akan beruntung. Dan jika dia menjelekkan penanaman modalnya dengan perbuatan-perbuatan maksiat dan kejahatan sampai dia bertemu dengan Allah pada penghabisan (akhir hidup) yang jelek itu, maka dia termasuk orang-orang yang merugi.
Hakikat Taqwa
Umar bin khathtab pernah bertanya kepada Abu Musa tentang hakikat takwa. Abu Musa menjawab, “Wahai Amirul Mukminin, apa yang akan engkau lakukan apabila engkau sedang berjalan di tempat yang penuh duri?, maka umar menjawab, “Aku akan melihat kakiku, sehingga aku bisa mengetahui, apakah aku pijakkan di atas duri, ataukah di tempat yang aman.”. Inilah hakikat takwa, dengan selalu melihat setiap perbuatan kita, apakah termasuk perbuatan yang diridhai Allah, ataukah sebaliknya? Apabila termasuk perbuatan yang dibenci Allah, maka wajib bagi kita untuk meninggalkannya. Jangan sampai Allah melihat kita berada dalam keadaan yang tidak Dia sukai.
Keteguhan Hati
Islam sangat memperhatikan dan mengagung kan perkara keteguhan hati, karena sesungguhnya keteguhan hati di atas agama Allah subhanahu wata’ala merupakan sebuah bukti kuat yang menunjukkan kesempurnaan iman, bagusnya Islam, dan baiknya prasangka kepada Allah subhanahu wata’ala. Tidaklah Allah subhanahu wata’ala menyia-nyiakan keimanan dan keteguhan seorang hamba, melainkan Allah subhanahu wata’ala telah menyediakan balasan baginya di dunia, berupa pertolongan dan konsisten di jalan Islam serta menganugerahkan kenikmatan abadi di akhirat kelak.
0 komentar:
Posting Komentar