...
Izinkan aku menjamah memoramu...dalam sebuah kisah tentangmu...
dalam dekapan engkau...
semuanya indah...
tak ada kelaparan menggigil, tak ada kemiskinan moral merebak...
tak ada kemaksiatan yang lahir...
semuanya tertata indah, dalam gugusan cerita yang pernah bertepi...
Izinkan aku merambah sakit yang pernah tertelan,
Ada keruntuhan yang terekayasa...
Sistem Iblis menggantimu dalam kepongkahannya...
dan kami merontah...
namun tak ada yang mendengar,
kami termutilasi… terpotong-potong menjadi kepingan negeri- negeri mungil
negeri boneka yang menjadi obyek permainan mereka,
tak ada tempat bernaung lagi…
kami sakit! kami sekarat!!
tapi tak pernah berharap mati…
Dalam ketertatihan,
Dengan darah yang masih basah
Dan air mata yang tak pernah henti…
Al Liwa dan Ar Roya berkibar… memanggil kami,
Kami melihat ketika Mus’ab bin Umair memertahankan ia dengan tangan yang terpotong…
Kibarannya menyeruak dalam hati kami…
Kami ingin bangkit lagi,
ditengah keperkasaan mereka menanamkan kebencian akan kebangkitan kami
kami bersatu dalam tekad yang mereka anggap sebuah khayalan dan mimpi…
untuk mengembalikan engkau, berjaya kembali
tangan ini menggenggam tekad, dada ini telah membara dan hati ini telah tertawan dalam surat cintaNya
Duhai Dzat yang mengobarkan langkah ini…
Permudahkanlah kami menghantam kepongkahan mereka…
Eratkan kami, Kuatkan kami, Perkokoh kami…
Tuntun dan luruskan niat kami hanya mengharap ridhoMu
Mengharap tatanan indah yang pernah ada itu lahir kembali…
Dengan penuh harap…
Dengan sakit rindu yang belum terobati…
Kami merindukanmu…
Izinkan rindu itu bergemuruh...
" Khilafah dan Syari’ah… "
Surabaya, 29 Maret 2010
Dalam kerinduan…
Tetap semangat saudaraku… !!! Janji Allah pasti ditepati…
0 komentar:
Posting Komentar