Minggu, 13 Desember 2009

Inilah Negara Demokrasi: Debat Intelektual Kampus Dibatalkan, Larang Aktivis HT untuk Berbicara

Sungguh pelik, ternyata demokrasi telah menipu kaum Muslim. Di sebuah negara demokrasi, yang katanya menjunjung kebebasan berbicara, tetapi berdebatpun bisa dilarang bila yang berbicara dari kalangan Muslim. Sebut saja, debat intelektual di Queen Marry Universitas London yang sedianya akan digelar pada Selasa Malam (08/12/09) telah dibatalkan setelah ada tekanan oleh pihak-pihak para pebenci Islam.

Debat yang berjudul "Hukum Syariah - Kompatibel di dunia modern?", dioraganisir oleh Dialogue and Debate Society, mengundang Jamal Harwood dan Reza Pankhurs, keduanya adalah anggota partai politik Islam global Hizbut Tahrir. Jamal Harwood merupakan tokoh terkenal dari Hizbut Tahrir Inggris. Reza Pankhurs, anggota Hizbut Tahrir yang pernah mendekam di penjara gara-gara menyampaikan Islam di Mesir. Keduanya merupakan bule asli, yang kemudian masuk Islam dan bergabung berdakwah bersama Hizbut Tahrir memperjuangkan syariah dan khilafah.

Tekanan Para Pembenci Islam

Pimpinan Persatuan Mahasiswa Queen Mary Nasir Tarmann mengatakan bahwa Centre for Social Cohesion (CSC), think-tank neocon, telah mengontaknya dan "menaruh perhatian tentang validitas" para pembicara, sebab berhubungan dengan Hizbut Tahrir.

Jurubicara CSC, think-tank yang anti-Islam itu mengatakan, "Sebuah ujian bagi komitmen Queen Mary untuk menghilangkan ekstrimisme di kampusnya."

Tarmann mengatakan bahwa mahasiswanya di dalam Masyarakat Dialog dan Debat telah menyetujui untuk mencari pembicara yang berbeda.

Tetapi, dia menambahkan "CSC tidak memiliki hak di kampus kami, kami tidak berada di bawah kewajiban untuk mereka, dan jika mahasiswa ditekan kegiatan di depan kami akan memiliki alasan yang sangat bagus untuk tidak mengundang dua individu tersebut, sebagaimana mereka secara legal diperbolehkan berbicara di negeri ini."

Seorang jurubicara universitas mengkonfirmasikan bahwa kegiatan tersebut telah "ditangguhkan hingga ditemukan alternatif pembicara ditemukan". Merekan mengatakan bahwa keputusan ini diambil sebelum kritik dari sebuah kelompok yang disebut "Students Rights", yang menyatakan tujuannya untuk mengkounter politisi ekstrimisme di kampus.
Tekanan juga datang dalam sebuah artikel di Daily Telegraph oleh jurnalis Andrew Giligan, yang menyebutkan kegiatan ini sebagai pertanda dari lengan gurita Hizbut Tahrir menyebar di London [baca: Hizbut Tahrir: Lengan Gurita Baru Menyebar di London]. Dia mengklaim bahwa Queen Mary telah memiliki masalah tertentu terkait dengan ekstrimisme Islam beberapa waktu lalu.

London Student menyebutkan bahwa Hizbut Tahrir beroperasi di penjuru dunia, menyebutkan bahwa kelompoknya tidak mendukung kekerasan dan menolak berhubungan terorisme. Tujuan dari gerakan ini untuk mendirikan sebuah Khilafah Islamiyyah di bawah naungan hukum syariah.

Menurut beberapa sumber, gerakan ini aktif di lebih 40 negara di dunia, mulai dari Inggris hingga Indonesia, dari Paletina hingga Amerika. HT juga sangat aktif di beberapa negara Eropa untuk menyampaikan pesan Islam di Barat, seperti di Inggris, Denmark, Belanda, dan Ukraina. Demikian juga, HT sangat aktif berdakwah di Australia dan Amerika.

Pusat Kohesi Sosial (CSC) telah
menyebabkan beberapa kegiatan dibatalkan, terutama setelah dikeluarkan sebuah laporan pada bulan Juli 2008 yang berjudul "Islam di Kampus", yang mengklaim bahwa tiga diantara mahasiswa Muslim Inggris yang dipoling percaya bahwa pembunuhan atas nama agama diperbolehkan.

Bagaimana pun juga, metodologi poling tersebut disebut "sangat cacat", oleh kelompok mahasiswa termasuk Persatuan Mahasiswan Nasional (NUS), dan penulis laporan dituduh mengisolasi kaum Muslim.

Direktur CSC, Douglas Murray yang dikenal anti Islam, telah diundang berbicara pada sebuah debat oleh Students Rights di UCL, Kamis (03/12/09), pada apakah persatuan mahasiswa harus mengambil pendirian para politisi.

Semakin jelas, demokrasi telah menipu kaum Muslim. Ide kebebasan berbicara yang dipasarkan kepada kaum Muslim, ternyata para pengemban demokrasi malah melarang kaum Muslim berbicara. Bagaimanapun juga, dibatalkannya kegiatan debat intelektual telah membungkam hak kaum Muslim agar mereka tidak berbicara. Bila demikian, masihkah kita percaya pada demokrasi yang telah rusak itu?

Ujian Dakwah Mirip Generasi Pertama

Meningkatnya seruan dakwah Islam menyebabkan para pebenci Islam ketakutkan serta mereka mulai mencari berbagai upaya untuk menghentikan pesan Islam tersebut, mulai dari penganiayaan, propaganda busuk hingga pemboikotan. Hizbut Tahrir mengalami semua ujian dakwah tersebut, seperti halnya yang menimpa kelompok Rasulullah Saw.

Di Uzbekistan, para pemuda Hizbut Tahrir dibunuhi gara-gara menyerukan penguasa setempat menerapakan Islam, di Eropa dan negara barat propaganda busuk terhadap gerakan ini terus digelorakan seperti dituduh kelompok ekstrimisme, radikal, garis keras dan bahkan teroris, walaupun tuduhan itu tak terbukti satu pun. Sementara di beberapa tempat lainnya, para pemuda gerakan ini diboikot untuk tidak berbicara dan tidak menggelar aktivitas terbukanya.

Apa yang menimpa gerakan ini hampir mirip dengan apa yang menimpa kelompok Rasulullah Saw. dan para sahabatnya di fase awal dakwahnya di Mekkah. Kelompok dakwah generasi pertama Islam tersebut mengalami berbagai ujian dakwah, mulai dari penganiayaan, propaganda busuk hingga pemboikotan.

Di era generasi pertama kaum Muslim, Bilal dan keluarga Yasir dianiaya, Rasulullah Saw dituduh gila, dan mereka diboikot. Hal tersebut menimpa generasi terbaik umat ini hingga pertolongan Allah Swt. datang berupa kemenanangan Islam dengan dibangunnya Daulan Islamiyyah pertama di Madinah. Di sanalah tonggak pertama Negara Islam yang telah memancarkan Islam ke seluruh Alam. Hal serupa akan terjadi ketika Khilafah yang sesuai metode kenabian kembali berdiri, insya Allah, tidak akan lama lagi.

Sumber : http://www.syabab.com/index.php?option=com_content&view=article&id=745:inilah-negara-demokrasi-debat-intelektual-kampus-dibatalkan-larang-aktivis-ht-untuk-berbicara&catid=83:dunia&Itemid=200
*
Postingan Terkait Lainnya :

0 komentar:

Posting Komentar

 

Followers